Kritik Sebagai Suatu Dukungan

kritik
Oleh: Eti Maryati, S.Pd. (Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMPN 1 Conggeang)

Selama ini makna kata kritik dipersepsi secara keliru oleh masyarakat. Orang umumnya memahami kata kritik melulu bernada negatif. Hal ini terbukti bahwa dalam kazanah pergaulan masyarakat
istilah ‘kritik’ ini dihindari karena perkataan ini dianggap membawa makna yang cukup tajam, dan perbuatan mengkritik itu dianggap desktruktif sehingga sering dimunculkan sinomimnya seperti kata telaahan, pengkajian, bahasan, atau ulasan ( Semi, 1987).

Oleh karena itu, selama permaknaan dan persepsi masyarakat kita keliru terhadap kata kritik, selama itu pula kritik dianggap ‘hantu’. Sebab kritik selalu dianggap negatif, destruktif, dan merusak.

Salah kaprah ini tampaknya sedikit demi sedikit mulai terkikis. Hal ini terbukti dengan adanya tanggapan positif terhadap berbagai kritik yang ‘marak’ akhir-akhir ini. Pihak eksekutif, misalnya, me- nyambut positif aksi-aksi mahasiswa yang bernada kritik.

Sering kita temui dalam kata pengantar yang terdapat dalam berbagai buku, penulis menulis kalimat seperti “Kritik dan saran membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan buku ini”, dengan kata lain, ini artinya kritik tidak lagi dianggap suatu hal yang bersifat negatif tetapi kritik diartikan sebagai sesuatu yang bisa memberi kebaikan dan bersifat membangun.

Kritik, baik yang halus samar-samar maupun yang keras dan jelas – terang sama pentingnya dengan dukungan. Hal ini secara subtansial memberikan makna bahwa kehadiran kritik itu penting dan bahkan sejajar dengan dukungan. Kritik tidaklah selalu bermakna negatif destruktif, melainkan juga memberi kontribusi positif. Kata kritik, secara esensial memang seharusnya tidaklah negatif – destruktif sebab kata yang berasal dari bahasa Yunani “krinein” itu berarti”mengamati, membandingkan, dan menimbang”. Berdasarkan pengertian ini, kritik mestinya hadir berdasarkan hasil amatan, bandingan, dan timbangan yang matang, sehingga kritik sebagai suatu produk, menggambarkan tinggkat akurasi yang tinggi dan telaah yang cermat. Oleh karena itulah, kritik dalam pengertian lain berarti pengkajian dan evaluasi dari berbagai segi serta penuh pertimbangan. Kritik hakikatnya merupakan penilaian yang kom- prehensif berdasarkan pertimbangan yang matang dan berdasarkan pada suatu alasan dan bukti yang kuat dan akurat, sehingga kritik bukanlah semata persoalan emosional, melainkan persoalan rasio dan rasional.

Dalam khazanah kesastraan Indonesia, kehadiran kritik sebenarnya telah diterima sebagai bagian dari perkembangan sastra. Dengan hadirnya kritik-kritik itu, maka sastrawan selalu ingin memperbaiki kekurangan-kekurangannya serta ingin meningkatkan kualitas karyanya. Itulah sekedar gambaran betapa kritik telah menjadi media untuk meningkatkan suatu karya (dalam hal ini karya sastra).

Dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegarapun kritik itu sangat diperlukan, setidaknya kritik bisa dijadikan sebagai bandingan atau bahkan sebagai alat kontrol. Di dalam kehidupan sehari-hari sering kita lihat terjadi penyimpangan, korupsi misalnya, disebabkan kurangnya kontrol, maka dengan banyaknya kritik yang mempersoalkan adanya penyimpangan itu akan dapat mengekang perbuatan itu. Dengan kata lain, kritik bisa menjadi ‘ kontrol sosial’ terhadap berbagai penyimpangan dalam kehidupan berbangsa serta bernegara.

Kalau selama ini kita sering merasa tersinggung bila mendapat kritikan dari orang lain karena asumsi yang salah serta persepsi yang keliru, menganggap kritik bernada negatif, destruktif, dan merusak, kini anggapan itu harus sudah dikikis habis dari benak kita karena kritik tidaklah selalu negatif destruktif. Oleh karena itu, perlu kiranya memposisikan kritik pada makna yang sesungguhnya sehingga tidak dipersepsi secara keliru, dan memfungsikan kritik pada fungsinya yang proporsional. Dengan demikian tidak akan ada lagi orang yang merah kupingnya karena dikritik. Tidak akan ada lagi orang yang bermusuhan hanya karena dikritik. Pihak yang mengkritik tidak merasa diri paling benar, dan yang dikritik tidak merasa diri menjadi terdakwa dan orang yang paling disalahkan.
Tags:

1 komentar

  1. ya... tapi menurut saya berbeda, karna masala itu peluang untuk mendapatkan ilmu penyelesayan.... keritik itu kisi-kisi untuk memecahkanya.
    bu... abi kangn ka ibu....

Leave a Reply